Erdogan serukan Persatuan Umat Islam, Sunni - Syiah Bersatulah

22 Juni 2025
#NaufalLawyer | Muhammad Naufal Taftazani, S.H.




    Di bawah langit Istanbul yang mempertemukan benua, Presiden Erdogan menyampaikan pidato berapi-api di hadapan pemuda Muslim se-dunia. Suaranya menggema di Forum OKI, menyerukan persatuan umat Islam sebagai jawaban atas agresi Israel yang terus mencabik kemanusiaan. Ia menegaskan, dalam kondisi kritis ini, perbedaan Sunni-Syiah, Arab-Kurdi, atau mazhab lain tak boleh lagi menjadi tembok pemisah. "Diam atas ketidakadilan adalah kesalahan!" serunya, mengingatkan 2 miliar Muslim bahwa bersatu bukan sekadar pilihan, tapi kewajiban suci demi menghentikan penderitaan di Gaza, Iran, dan bumi Palestina.


    Erdogan dengan lantang mengutuk hipokrisi Israel yang menyasar rumah sakit Iran sambil membungkam kekejamannya sendiri di Gaza. "Mereka yang membom 700+ fasilitas kesehatan dan membantai seribu tenaga medis tak punya moral untuk memberi pelajaran!" ujarnya, disambut gemuruh aplaus. Sorotan tajamnya juga mengarah pada kelemahan terbesar umat: fragmen solidaritas. Meski kaya sumber daya dan manusia, dunia Islam, ia menyesal, masih terpecah oleh ego sektarian dan politik, membuat penindasan tak terbendung.


    Di panggung yang sama, Erdogan menawarkan jalan keluar: transformasi umat Islam menjadi "kutub kuat" dalam tatanan dunia multipolar. Turki, tegasnya, siap memimpin upaya ini dengan dukungan penuh pada Palestina dan perdamaian sejati. "Kita perlu perluas batas toleransi, kencangkan barisan!" imbaunya, menekankan bahwa hanya dengan mengesampingkan polarisasi internal, umat bisa mencegah eskalasi konflik dan mewujudkan masa depan di mana Yerusalem, Gaza, dan seluruh tanah suci terbebas dari penjajahan. Seruan ini adalah gema harapan di tengah awan perang yang kian pekat.

Komentar