ISRAEL BOM STUDIO TV IRAN, LANJUTKAN POLA PEMBUNUHAN JURNALIS DI GAZA!
ISRAEL BOM STUDIO TV IRAN, LANJUTKAN POLA PEMBUNUHAN JURNALIS DI GAZA!
(18 Juni 2025) - #NaufalLawyer - Muhammad Naufal Taftazani, S.H.
DETIK-DETIK MALAM PENUH LEDAKAN
Siaran langsung TV Nasional Iran (IRIB) pada Senin (16/6) berubah menjadi adegan horor saat rudal Israel menghantam gedung studio di Distrik 3 Teheran. Presenter Sahar Emami yang tengah melaporkan serangan Israel ke Iran tiba-tiba terdengar suara ledakan dahsyat. Debu dan pecahan kaca memenuhi ruangan, sementara jeritan kru TV dan teriakan "Allahu Akbar!" terdengar di siaran sebelum akhirnya padam. Emami dievakuasi, tetapi beberapa jam kemudian muncul kembali di layar dengan pesan tegas:
"Jika aku mati, akan ada penggantiku yang membongkar kejahatan kalian!"
Serangan ini menewaskan 3 karyawan IRIB, termasuk editor berita Nima Rajabpour dan pekerja sekretariat Masoumeh Azimi, serta melukai belasan lainnya.
POLA BRUTAL: DARI GAZA HINGGA TEHERAN
Serangan ke IRIB bukan insiden spontan, melainkan bagian dari strategi sistematis Israel membungkam pers yang kritis terhadap kebijakannya:
Pembantaian Jurnalis di Gaza
208 jurnalis Palestina tewas sejak Oktober 2023 (data otoritas Gaza), menjadikan konflik ini "paling mematikan bagi media dalam sejarah modern".
Militer Israel secara terbuka menolak menjamin keselamatan jurnalis di zona konflik. Sara Qudah (Komite Perlindungan Jurnalis/CPJ) menegaskan: "Impunitas atas pembunuhan jurnalis Palestina membuat Israel berani menyerang media di wilayah lain".
Keluarga jurnalis pun jadi target, seperti kasus Wael Dahdouh (Al Jazeera) yang kehilangan istri, anak, dan cucu dalam serangan Oktober 2023.
Sensor Paksa dan Kontrol Narasi
Israel memaksa media di wilayah pendudukan menyensor laporan tentang operasi militernya. Semua konten wajib melewati pemeriksaan rezim Zionis sebelum publikasi.
Serangan ke IRIB terjadi persis setelah ancaman Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz: "Alat propaganda dan hasutan Iran akan kami lenyapkan!". Empat bom dijatuhkan di kompleks IRIB, menghancurkan gedung kaca utama.
Rekam Jejak Kelam: Gedung Media sebagai Sasaran
Mei 2021: Israel menghancurkan gedung 11 lantai al-Jalaa di Gaza yang menampung kantor Al Jazeera dan Associated Press.
Mei 2022: Jurnalis Shireen Abu Akleh ditembak mati pasukan Israel di Tepi Barat meski mengenakan rompi pers.
RESPONS INTERNASIONAL: DIAMNYA BARAT VS SERUAN KEADILAN
Iran mengecam serangan sebagai kejahatan perang dan mendesak Dewan Keamanan PBB mengadili Israel. Juru Bicara Kemenlu Esmaeil Baghaei menegaskan: "Israel adalah pembunuh jurnalis nomor satu di dunia!".
AS membela Israel dengan menyalahkan Hamas atas kematian jurnalis di Gaza. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menolak menyebut pembunuhan jurnalis sebagai "kejahatan perang" dan bersikukuh: "Israel berhak membela diri".
CPJ dan Freedom of the Press Foundation menegaskan: "Outlet berita, bahkan yang bersifat propagandis, bukan target militer sah. Mengebom studio tak akan hentikan program nuklir Iran".
KONTEKS EKSALASI: PERANG YANG MENGAKIBATKAN 50.000 KORBAN PALESTINA
Serangan ke IRIB terjadi di tengah konflik militer langsung Israel-Iran yang pecah sejak 12 Juni 2025:
Israel melancarkan Operasi Rising Lion menghancurkan fasilitas nuklir Iran, menewaskan pejabat militer dan ilmuwan.
Iran membalas dengan Operasi True Promise III, meluncurkan rudal ke kota-kota Israel.
Korban sipil: 224 tewas di Iran dan 24 di Israel. Di Gaza, 50.000 warga Palestina tewas sejak Oktober 2023.
PENUTUP: KEBENARAN ADALAH KORBAN PERTAMA PERANG
Serangan ke IRIB dan pembunuhan 208 jurnalis Gaza membuktikan Israel menjadikan media sebagai musuh strategis. Direktur IRIB Peyman Jebelli berpidato di depan kamera dengan kertas berlumuran darah: "Kami diserang karena berani mengungkap wajah asli Zionis!".
"Membunuh jurnalis = Membunuh bukti,"
— Carlos Martinez de la Serna (CPJ).
Jika dunia terus diam, impunitas Israel akan menghancurkan pilar demokrasi: kebebasan pers. Saat studio TV runtuh dan jurnalis terkubur, yang tersisa adalah pertanyaan: Siapa lagi yang akan bertahan memberitakan realita?
Sumber Terverifikasi:
Laporan CPJ & Universitas Brown
Rekaman siaran IRIB (16/6/2025)
Pernyataan resmi Kemenlu Iran
Investigasi Al Jazeera dan BBC
Data korban otoritas Gaza
Komentar
Posting Komentar